Kamis, 07 Januari 2016

INTERIOR KAPAL

PEKERJAAN INTERIOR KAPAL


1. Bentuk dasar ruangan di kapal

Dalam merencanakan interior kapal pada dasarnya sama dengan merencanakan interior pada bangunan–bangunan darat lainya. Hal yang membedakan adalah lingkungan, dimana kapal beroperasi di daerah yang korosif, adanya gaya-gaya luar yang bekerja seperti ombak yang besar, badai dan gangguan dari dari lingkungan lainnya. Selain itu salah satu yang membedakan adalah bentuk ruangan yang khas dengan bentuk kapal, ruangan yang terbatas/ kecil dan terkadang dengan bentuk yang tidak tentu seperti melengkung dan lain sebagainya. Sedangkan dalam situasi tertentu ruangan yang sempit atau terbatas dituntut dapat memenuhi kebutuhan sebagai tempat tinggal, tempat bekerja dan istirahat dari krew atau penumpang kapal selama dalam pelayaran yang terkadang tidak hanya membutuhkan waktu yang sebentar bahkan bisa berbulan bulan tinggal dikapal. Oleh karena itu sebuah interior suatu ruangan dikapal haruslah dapat memenuhi tuntutan tersebut diatas.



Sebelum kapal dibangun, ada tahap pembuatan rencana umum (general arrangement). Dalam rencana umum tersebut telah direncanakan berapa jumlah krew/ penumpang kapal, berapa jumlah ruangan yang harus disediakan serta ukuran-ukuran dari tiap ruangan dan penggunaanya (lihat gambar 17.2). Dalam sebuah rencana umum, bahkan telah direncanakan tataletak dari perabotan, mebel yang akan dipasang serta posisi dari peralatan tersebut.
Pada kapal-kapal dagang seperti general kargo, tanker, kontainer desain interior hampir sama, dapat dikatakan tidak ada perbedaan karena pada kapal tersebut yang paling utama adalah ruang muat yang semaksimal mungkin. Manusia yang tinggal hanyalah krew kapal yang mengoperasikan kapal dengan tujuan perdagangan yang tujuan akhir adalah keuntungan yang sebesar besarnya. Lain halnya pada kapal kapal penumpang terlebih pada kapal pesiar, desain interior sangatlah diutamakan, hal tersebut berkaitan dengan tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan/ penumpang. Sehingga bentuk ruangan dan interior pengisinya pun bisa melebihi hotel bintang lima.
Bentuk dasar ruangan yang dikapal secara umum mengikuti lengkungan/ bentuk dari kapal tersebut. Jumlah dan macam ruangan untuk kapal dagang/ merchant ships biasanya disesuaikan kebutuhan seperti :
Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :
- Ruangan Muatan.
- Ruangan mesin.
- Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
- Ruang Navigasi.
- Tangki – tangki.
- Ruangan lainnya.

Ruangan akomodasi anak buah kapal (ABK) merupakan ruangan dimana dalam ruangan tempat krew istirahat, mengerjakan tugas dan aktivitas lainya. sehigga dalam menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari ruangan – ruangan berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya ) berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah kapal dan penumpang dengan memperhatikan super structure dan deck – house yang tersedia.
- Sleeping room.(ruang tidur)
- Mess room ( dining room )/ ruang makan /santai.
- Washing accommodation.(ruang cuci)
- Hospital(klinik/rumahsakit dikapal)
- Galley dan provision store.(dapur dan ruang penyimpan makanan)
- Acces (jalan), ladder(tangga) dan stairs dalam hubungannya dengan means of escape (jalan menyelamaatkan diri saat terjadi kecelakaan/ kebakaran ) sesuai konvensi SOLAS 1960 /1974.





2. Rencana Umum Kapal

Langkah pertama untuk pembuatan rencana umum adalah pembagian ruangan-ruangan utama dalam kapal, misalnya pembagian ruangan pada lambung kapal untuk ruang muat, kamar mesin dan tangki-tangki serta pembagian ruangan-ruangan pada bangunan atas untuk ruangan akomodasi dal lain-lain.
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana umum antara lain:
1. Besarnya volume ruang muat didasarkan pada jenis dan jumlah muatan.
2. Cara penyimpanan muatan dalam ruang palkah dan system penanganan muatan (Cargo Handling).
3. Besarnya volume ruang akomodasi didasarkan pada jumlah anak buak kapal dan penumpang serta standart ruang akomodasi.
4. Besarnya volume tangki terutama tangki ballast dan tangki bahan bakar didasarkan pada tipe mesin yang digunakan dan jalur pelayarannya.
5. Standart pembagian sekat baik sekat melintang maupun sekat memanjang.
6. Ukuran utama kapal.
7. Gambar Rencana Garis.

Permasalahan dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung dari tipe kapal yang direncanakan. Namun pada dasarnya pembuatan rencana umum untuk semua tipe memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti dalam penyusunan ruangan akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan kapasitas.
Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran penyusunan ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat. Langkah-langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal antara lain pembagian ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap ruangan, penempatan perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta penyusunan pintu-pintu pada tiap ruangan.

3. .Ruangan Muatan ( cargo spaces ).

Dalam merancang sebuah kapal tidak dapat dihindari adanya berbagai macam kepentingan yang akan saling bertentangan dan itu akan didapatkan pada penyusunan rencana umum ini.Efisiensi dari suatu kapal salah satunya ditentukan oleh penyusunan ruangan-ruangan yang tepat serta penempatan pintu-pintu yang efektif di antara ruangan-ruangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa penyusunan ruangan-ruangan yang baik akan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis dari sebuah kapal. Hal ini mempengaruhi pada konstruksi dan biaya operasional kapal tersebut. Langkah-langkah dalam penentuan cargo spaces adalah:
1) Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis, jumlah dan specific volume dari muatan yang akan diangkut.
2) Menentukan panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan kapal.
3) Menentukan jumlah dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan perhitungan flodable length (watertight subdivision)dengan memperhitungkan rules klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai collision bulkhead (Forepeak bulkhead) dan after peak bulkhead ( stuffing box bulkhead ).
4) Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturanklasifikasi.
5) Menentukan frame – spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
6) Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara ( tween deck ) dengan memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal.
7) Menentukan jumlah dan ukuran serta letak dari hatchways (lubang palkah).
8) Menentukan jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator trunk.

5 komentar:

  1. Mas /pak ? saya mau tanya tentang mebel pada interior kapal. kalaumebelnya bagus bagus seperti digambar apakah tidak gampang rusak?? thanks

    BalasHapus
  2. tolong dicantumkan jga ukuran pada setiap ruang yang ada dikapal .thank :)

    BalasHapus
  3. tolong dicantumkan jga ukuran pada setiap ruang yang ada dikapal .thank :)

    BalasHapus
  4. permisi mas.. apa boleh saya share juga

    BalasHapus